(KIM Mayangsari), Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kota Batu memberikan pelatihan penulisan dan keakraban pada anggota KIM di Desa dan Kelurahan di Kota Batu. Acara ini dihadiri oleh perwakilan KIM dari Kelurahan Sisir, Songgokerto, Kelurahan Temas, Desa Sidomulyo, Oro- Oro Ombo, Junrejo, Torongrejo sampai Desa Pesanggrahan. Para pewarta KIM menyimak dengan seksama, satu persatu materi yang disampaikan oleh para narasumber dari Times Indonesia.
Dimulai dengan sambutan oleh Dinas Kominfo, bahwa penulis- penulis di KIM bisa menjadi motor penggerak bagi desa atau kelurahan di Kota Batu agar bisa menyampaikan potensi desa secara massif di tingkat nasional dan internasional. Jika belum bisa menulis (berita), maka beliau berpendapat agar bisa memulai untuk menulis judul atau tema kegiatan warga, yang ditulis di pamfelt rivlet, dls. Selanjutnya kemampuan (menulis) tersebut bisa lebih diasah dengan menulis di blog pribadi.
Materi pertama disampaikan oleh Ibu Naning dari Times Indonesia, tentang bagaimana caranya untuk membangun ketahanan informasi di Daerah, baik di tingkat nasional, desa, dusun, salah satunya dengan cara membuat networking seluas mungkin. Kemudian beliau menjelaskan bahwa media itu terbagi menjadi tiga, yakni media pribadi (seperti blog pribadi), media social (seperti laman facebook), dan media mainstream (seperti Times Indonesia). Maka, jika tulisan kita ingin dibaca lebih banyak orang minimal harus masuk ke media mainstream.
“Sekitar 80 persen berita di Indonesia mengandung negativity, seperti berita tentang pemerkosaan, begal, penjambretan, dan berita- berita semacam itu, yang akan ‘mencegah’ kedatangan para tamu untuk berkunjung ke tempat kita. Maka dari itu para pewarta KIM harus memproduksi positivity news, yang inspiratif dan menyenangkan. Sebab bagaimanapun, negativity mindset pada orang- orang yang membaca berita- berita negative yang ada membuat (tuan rumah) ‘gerah’,” uata Bu Nuning.
“Dengan adanya informasi- informasi positif yang dipublish, maka akan lebih memudahkan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ditanyakan oleh masyarakat. Pun juga, dengan penulisan berita dengan konten- konten yang positif maka akan mengundang lebih banyak tamu- tamu untuk datang ke kota kita,” tambah Bu Nuning.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Wahyu, selaku Editor Times Indonesia, beliau menyampaikan bahwa menulis itu membuat jejak positif. Kota Batu jangan sampai kalah dengan daerah lain. Kabupaten Banyuwangi misalnya, karena melihat kamar mandi yang kotor maka walikota Banyuwangi membuat festival ‘Jeding Rijig’ (Toilet Bersih) dan Sedekah Oksigen, yang dimulai dengan pemberian secara simbolis peralatan kebersihan toilet serta penanaman pohon trembesi, Bupati Anas menegaskan bahwa kebersihan adalah basic dasar dari pariwisata, termasuk kebersihan toilet dapat menjadi bagian paling pentingnya. Kegiatan tersebut kemudian ditulis oleh pewarta setempat, yang serta merta mengangkat citra positif Banyuwangi.
Dalam penyampaian materinya, Wahyu juga memaparkan sekilas teknis dalam penulisan berita. Seperti misalnya, beberapa hal yang sangat diperlukan untuk dimanifestasikan ke dalam tulisan.
Pertama, keaktualan yakni berita yang masih hangat atau baru terjadi, yang kedua Faktual, bahwa berita tersebut adalah suatu kejadian atau fakta yang memang terjadi. Kemudian, Penting, berita yang ditulis harus menyangkut kepentingan banyak orang, kemudian punya unsur menarik, menarik minat khalayak untuk mengetahui hal tersebut.
“Sebagai contoh misalnya berita tentang negara tropis punya Apel, di Negara tropis mana lagi yang mempunyai tanaman buah Apel selain disini? Maka, kita rapatkan informasi tentang tamasya Petik Apel, petik sayur, dls” tambahnya.
Paragraf awal merangkum seluruh berita, jangan lebih dari 45 kata. Mengutamakan kalimat aktif, dengan menggunakan awalan me-. Beliau juga menyampaikan tentang aliran jurnalisme, misalnya berita tentang tamasya yang ditulis secara sastrawi. Kebanyakan berita yang ditulis secara sastrawi adalah berita features yang bila dibaca kapanpun akan tetap menarik. Kedua pemateri tersebut mengharapkankan agar pewarta KIM lebih banyak memproduksi berita- berita positif, menarik, dan menyenangkan agar masing- masing desa ataupun kelurahan di Kota Batu bisa menunjukkan potensinya masing- masing di dalam sebuah berita yang tidak hanya penting tetapi juga bisa menggungah para tamu untuk datang berkunjung. (Ulf)